Koordinator Lingkar Penduduk Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti mengatakan empat aspek yang bisa jadi penentu dalam penentuan Ketua Biasa (Ketua umum) Partai Golkar (PG) . Calon ketua umum mesti punyai popularitas serta elektabikitas. Pertimbangannya, Golkar yaitu partai besar. Apabila calon ketumnya tak diketahui, bakal menyusahkan partai berlambang pohon beringin itu buat melambungkan ketua umum jadi capres atau cawapres pada Pemilu 2024.
" Golkar kebanyakan tak bermain-main disaat mencalonkan jadi ketua umum. Bukan yang tampak mendadak. Relatif tokoh yang diketahui serta punyai urutan, " kata Ray Rangkuti dalam diskusi bertajuk " Munas X Partai Golkar : Impian serta Kendala Partai Golkar Pada Munas 2019, Sabtu (1/12/2019) .
Tidak cuman Ray, tampil jadi pembicara Hanta Yudha (Direktur Poltracking Indonesia) Sebastian Salang (Juru Bicara Partai Golkar) , Christina Aryani (Juru Bicara Partai Golkar) , serta Primus Dorimulu (Direktur Beberapa berita Beritasatu Media Holdings) .
Simak Juga : masyarakat madani
Ray mengatakan aspek ke dua yaitu interaksi strukrural. Ia menyaksikan Airlangga Hartarto sekarang ini punyai interaksi susunan yang kuat. Ia bisa merangkul serta dapat dukungan pengurus DPD I (propinsi) serta DPD II (kabupaten/kota) yang punyai nada. " Ini yang tak dipunyai Bambang Soesatyo (Bamsoet) , " kata Ray Rangkuti.
Aspek ke-tiga yaitu pendekatan permasalahan sang calon. Menurut dia, politik Indonesia semakin banyak ditetapkan pendekataan personal ketimbang susunan. Interaksi personal itu seperti keaktifan di berapa organisasi, ikut serta banyak dalam aktivitas sosial ataupun politik dan jaringan aktivis. " Ini jadi lebih kuat tentukan. Hungan personal ini berubah menjadi kunci poltik Indonesia, termasuk juga Golkar, " jelas Ray Rangkuti.
Artikel Terkait : konstitusi adalah
Aspek ke-4 yaitu support dari pemerintah. Terhadap siapa pemerintah beri dukungan begitu tentukan siapa ketua umum dipilih. " Sampai kini, presiden belum miliki kecenderunga. Support pemeritah biasa seminggu sebelum munas. Namun dapat pula 1 hari saat Munas. Ini kelak yang bakal ditunggu-tunggu, " tutup Ray Rangkuti.
" Golkar kebanyakan tak bermain-main disaat mencalonkan jadi ketua umum. Bukan yang tampak mendadak. Relatif tokoh yang diketahui serta punyai urutan, " kata Ray Rangkuti dalam diskusi bertajuk " Munas X Partai Golkar : Impian serta Kendala Partai Golkar Pada Munas 2019, Sabtu (1/12/2019) .
Tidak cuman Ray, tampil jadi pembicara Hanta Yudha (Direktur Poltracking Indonesia) Sebastian Salang (Juru Bicara Partai Golkar) , Christina Aryani (Juru Bicara Partai Golkar) , serta Primus Dorimulu (Direktur Beberapa berita Beritasatu Media Holdings) .
Simak Juga : masyarakat madani
Ray mengatakan aspek ke dua yaitu interaksi strukrural. Ia menyaksikan Airlangga Hartarto sekarang ini punyai interaksi susunan yang kuat. Ia bisa merangkul serta dapat dukungan pengurus DPD I (propinsi) serta DPD II (kabupaten/kota) yang punyai nada. " Ini yang tak dipunyai Bambang Soesatyo (Bamsoet) , " kata Ray Rangkuti.
Aspek ke-tiga yaitu pendekatan permasalahan sang calon. Menurut dia, politik Indonesia semakin banyak ditetapkan pendekataan personal ketimbang susunan. Interaksi personal itu seperti keaktifan di berapa organisasi, ikut serta banyak dalam aktivitas sosial ataupun politik dan jaringan aktivis. " Ini jadi lebih kuat tentukan. Hungan personal ini berubah menjadi kunci poltik Indonesia, termasuk juga Golkar, " jelas Ray Rangkuti.
Artikel Terkait : konstitusi adalah
Aspek ke-4 yaitu support dari pemerintah. Terhadap siapa pemerintah beri dukungan begitu tentukan siapa ketua umum dipilih. " Sampai kini, presiden belum miliki kecenderunga. Support pemeritah biasa seminggu sebelum munas. Namun dapat pula 1 hari saat Munas. Ini kelak yang bakal ditunggu-tunggu, " tutup Ray Rangkuti.
Comments
Post a Comment