Penentuan jaringan internet di Papua masih dijalankan. Hal semacam itu dilaksanakan satu diantaranya untuk menghimpit penebaran berita bohong (hoax) yg di cemaskan bisa memperkeruh kondisi di Papua. " Sekarang ini lebih dari 300 ribu conten hoax serta hasutan yg masih menyebar di media sosial kita. Serta ini mengkuatirkan seandainya dibuka, " kata Plt Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi serta Informatika ( Kominfo) Ferdinandus Setu kala dihubungi Kompas. com, Jumat (30/8/2019) . Ferdinandus memberi tambahan, penentuan internet di Papua itu sebagai ketentuan berbarengan di antara Kapolri, Panglima TNI serta Kemenkopolhukam. Dia tidak juga dapat meyakinkan kapan pembukaan jaringan internet di Papua. " Buat waktunya belum bisa ditetapkan, lantaran pun menyaksikan keadaan serta kemajuan di Papua, " ujarnya .
Simak Juga : sejarah perkembangan internet di indonesia Menurut Ferdinandus, apabila persebaran berita bohong (hoax) di Papua udah mengalami penurunan intensitasnya atau udah menyurut persebarannya, faksinya bakal buka penyegelan internet itu. Akan tetapi, penyegelan internet di Papua itu memperoleh celaan dari pelbagai faksi, satu diantaranya yaitu dari Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) . SAFEnet satu diantara penggerak kebebasan berekspresi online se-Asia Tenggara. Bacalah juga : Ini 4 Pengakuan Jokowi buat Perlakuan Kegaduhan di Papua Penyegelan Internet Disinggung SAFEnet keluarkan gugatan yg berisi pemerintah mesti menyalakan kembali internet di Papua. Satu diantara isi dari gugatan itu merupakan kalau penentuan internet di Papua yaitu penentuan akses kabar serta sama saja melanggar hak digital. " Gugatan ini bisa jadi satu diantara jalan yg bakal ditempuh buat berusaha biar internet di Papua dinyalakan selekas mungkin, " kata Executive Director SAFEnet, Damar Juniarto dalam tayangan wartawan yg diterima Kompas. com, Kamis (22/8/2019) . Menurut Damar, penyegelan dan penentuan jaringan internet, malahan bakal bikin penduduk berubah menjadi terkendala buat memperoleh kabar serta megabarkan keadaan. Dikabarkan awal mulanya, perbuatan demonstrasi yg berakhir kegaduhan kembali pecah di Jayapura, Papua pada Kamis (29/8/2019) tempo hari.
Artikel Terkait : internet adalah
Massa yg perusuh sempat menyebabkan kerusakan sejumlah layanan pelayanan publik serta membakar Kantor Majelis Rakyat (MRP) yg ada di Jalan Raya Abepura. Gak cuma itu, demonstran yg perusuh pun membakar kantor Telkom, kantor pos, serta suatu SPBU yg bersisihan dengan kantor BTN di Jalan Koti, Jayapura. Tidak cuman membakar layanan pelayanan publik, kabel khusus jaringan optik Telkomsel pun ikut dipotong oleh demonstran. Hal semacam itu sebabkan matinya semuanya pelayanan telekomunikasi di Jayapura, Papua.
Simak Juga : sejarah perkembangan internet di indonesia Menurut Ferdinandus, apabila persebaran berita bohong (hoax) di Papua udah mengalami penurunan intensitasnya atau udah menyurut persebarannya, faksinya bakal buka penyegelan internet itu. Akan tetapi, penyegelan internet di Papua itu memperoleh celaan dari pelbagai faksi, satu diantaranya yaitu dari Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) . SAFEnet satu diantara penggerak kebebasan berekspresi online se-Asia Tenggara. Bacalah juga : Ini 4 Pengakuan Jokowi buat Perlakuan Kegaduhan di Papua Penyegelan Internet Disinggung SAFEnet keluarkan gugatan yg berisi pemerintah mesti menyalakan kembali internet di Papua. Satu diantara isi dari gugatan itu merupakan kalau penentuan internet di Papua yaitu penentuan akses kabar serta sama saja melanggar hak digital. " Gugatan ini bisa jadi satu diantara jalan yg bakal ditempuh buat berusaha biar internet di Papua dinyalakan selekas mungkin, " kata Executive Director SAFEnet, Damar Juniarto dalam tayangan wartawan yg diterima Kompas. com, Kamis (22/8/2019) . Menurut Damar, penyegelan dan penentuan jaringan internet, malahan bakal bikin penduduk berubah menjadi terkendala buat memperoleh kabar serta megabarkan keadaan. Dikabarkan awal mulanya, perbuatan demonstrasi yg berakhir kegaduhan kembali pecah di Jayapura, Papua pada Kamis (29/8/2019) tempo hari.
Artikel Terkait : internet adalah
Massa yg perusuh sempat menyebabkan kerusakan sejumlah layanan pelayanan publik serta membakar Kantor Majelis Rakyat (MRP) yg ada di Jalan Raya Abepura. Gak cuma itu, demonstran yg perusuh pun membakar kantor Telkom, kantor pos, serta suatu SPBU yg bersisihan dengan kantor BTN di Jalan Koti, Jayapura. Tidak cuman membakar layanan pelayanan publik, kabel khusus jaringan optik Telkomsel pun ikut dipotong oleh demonstran. Hal semacam itu sebabkan matinya semuanya pelayanan telekomunikasi di Jayapura, Papua.
Comments
Post a Comment