Konsultan global McKinsey & Co. udah meriset pertanda serta praktek manajemen kemampuan sejak mulai tahun 1990-an. Hasil analisa awal itu diluncurkan jadi artikel jurnal dengan judul The War for Bakat (1997) , lantas dibukukan dengan judul yg sama (2001) . Siapa duga, sampai sekarang obyek itu rupanya terus berubah menjadi gosip hangat di sektor manajeman SDM (human resource/human capital management) korporasi global.
Baca Juga : manajemen pemasaran
Sebagian besar narasumber SWA memang menuturkan gosip manajemen kemampuan tetap mengendalikan pandangan maupun agenda kerja mereka, disaat ditanyakan apakah saja gosip sangat strategis yg sekarang tengah berlangsung serta berkembang di sektor manajemen SDM korporat “Talent management adalah satu diantaranya gosip utama sebagai objek penuturan pada dunia HR management, ” kata Tommy Sudjarwadi, Mitra & Head Dunamis FranklinCovey. Jadi catatan, yg di ambil jadi narasumber SWA buat artikel ini merupakan ahli serta pelaku manajemen SDM senior dari beberapa perusahaan populer.
Menurut Husein Samy, Country Manager Human Sumber IBM Indonesia, terdapatnya kemampuan (bakat availability) – dengan keterampilan serta pengalaman khusus – tetap berubah menjadi konsentrasi serta perhatian banyak perusahaan di Indonesia. Pertimbangannya, perebutan usaha yg tambah ketat serta perubahan technologi penunjangnya menuntut terdapatnya kemampuan dengan keahlian serta pengalaman kerja yg sesuai perubahan itu.
Tidak cuman bab terdapatnya, gosip utama berkenaan kemampuan merupakan bagaimana kapabilitas perusahaan meretensi beberapa orang terbaik itu (bakat retention) . Husein menyebutkan masalah ini adalah konsekuensi masuk akal dari situasi terdapatnya kemampuan yg hanya terbatas, sesaat kepentingan bakal mereka senantiasa bertambah. Oleh karena itu, persaingan buat mendapat kemampuan – yg udah dideskripsikan bagus dengan makna war for bakat – senantiasa berlangsung.
Soal kemampuan sebatas satu dari beberapa gosip sangat hangat serta strategis yg disingkap oleh banyak pelaku manajemen SDM senior itu. Yang lain merupakan beberapa gosip yg sesungguhnya udah cukuplah lama namun saat ini tambah kuat keterkaitannya, sekiranya gosip peningkatan SDM (people development) , keterlekatan karyawan (employee engagement) , rencana suksesi pemimpin (leader succession rencana) , budaya perusahaan (corporate culture) , sampai interaksi industrial (industrial relation) . Kecuali itu, ada juga beberapa gosip hangat yang lain yg keluar serta kuat beberapa hari terakhir. Terlebih sekali, bagaimana mengatur generasi milenial (Gen Y) . Disamping itu, ada juga gosip manajemen keberagaman karyawan, peningkatan rancangan organisasi baru, sampai tambah masifnya pemanfaatan technologi penyokong buat manajemen SDM.
Menurut Irvandi Ferizal, Ketum Perhimpunan Manajemen Sumberdaya Manusia Indonesia, gosip itu – yg sejumlah sungguh-sungguh kendala baru – mengemuka berkat kita hidup di era yg udah tidak sama dari saat awal kalinya. Dia mengistilahkannya era VUCA, ialah jaman yg penuh dengan volatility, uncertainty, complexity, serta ambiguity.
Artikel Terkait : manajemen keuangan
Pada isyarat jaman ini merupakan persaingan usaha yg tambah ketat, termasuk juga kewajiban perusahaan lokal beradu dengan perusahaan dari lingkungan regional (umpamanya gara-gara perjanjian MEA) bahkan juga global. Ikut, ada kelangkaan kemampuan, hingga menimbulkan terjadinya perebutan persaingan kemampuan di pasar tenaga kerja. Realita yang lain, hadirnya Gen Y – yg lahir di jaman 1980-an sampai perubahan milenium – dengan karakteristiknya yg unik dalam banyaknya yg penting. Serta gak dapat dimungkiri merupakan perubahan technologi, terutama technologi konsumer (seperti smartphone serta mobile app) serta social media. “Hal ini menuntut program-program human capital bisa menjawab kendala itu, termasuk juga dengan koreksi rancangan organisasi serta kekuatan karyawan, yg disokong dengan proses manajemen pergantian, ” kata Irvandi, yang Direktur Human Capital Maybank. (Sedetilnya, baca di Majalah SWA edisi 26/2015, 10-20 Desember 2015)
Baca Juga : manajemen pemasaran
Sebagian besar narasumber SWA memang menuturkan gosip manajemen kemampuan tetap mengendalikan pandangan maupun agenda kerja mereka, disaat ditanyakan apakah saja gosip sangat strategis yg sekarang tengah berlangsung serta berkembang di sektor manajemen SDM korporat “Talent management adalah satu diantaranya gosip utama sebagai objek penuturan pada dunia HR management, ” kata Tommy Sudjarwadi, Mitra & Head Dunamis FranklinCovey. Jadi catatan, yg di ambil jadi narasumber SWA buat artikel ini merupakan ahli serta pelaku manajemen SDM senior dari beberapa perusahaan populer.
Menurut Husein Samy, Country Manager Human Sumber IBM Indonesia, terdapatnya kemampuan (bakat availability) – dengan keterampilan serta pengalaman khusus – tetap berubah menjadi konsentrasi serta perhatian banyak perusahaan di Indonesia. Pertimbangannya, perebutan usaha yg tambah ketat serta perubahan technologi penunjangnya menuntut terdapatnya kemampuan dengan keahlian serta pengalaman kerja yg sesuai perubahan itu.
Tidak cuman bab terdapatnya, gosip utama berkenaan kemampuan merupakan bagaimana kapabilitas perusahaan meretensi beberapa orang terbaik itu (bakat retention) . Husein menyebutkan masalah ini adalah konsekuensi masuk akal dari situasi terdapatnya kemampuan yg hanya terbatas, sesaat kepentingan bakal mereka senantiasa bertambah. Oleh karena itu, persaingan buat mendapat kemampuan – yg udah dideskripsikan bagus dengan makna war for bakat – senantiasa berlangsung.
Soal kemampuan sebatas satu dari beberapa gosip sangat hangat serta strategis yg disingkap oleh banyak pelaku manajemen SDM senior itu. Yang lain merupakan beberapa gosip yg sesungguhnya udah cukuplah lama namun saat ini tambah kuat keterkaitannya, sekiranya gosip peningkatan SDM (people development) , keterlekatan karyawan (employee engagement) , rencana suksesi pemimpin (leader succession rencana) , budaya perusahaan (corporate culture) , sampai interaksi industrial (industrial relation) . Kecuali itu, ada juga beberapa gosip hangat yang lain yg keluar serta kuat beberapa hari terakhir. Terlebih sekali, bagaimana mengatur generasi milenial (Gen Y) . Disamping itu, ada juga gosip manajemen keberagaman karyawan, peningkatan rancangan organisasi baru, sampai tambah masifnya pemanfaatan technologi penyokong buat manajemen SDM.
Menurut Irvandi Ferizal, Ketum Perhimpunan Manajemen Sumberdaya Manusia Indonesia, gosip itu – yg sejumlah sungguh-sungguh kendala baru – mengemuka berkat kita hidup di era yg udah tidak sama dari saat awal kalinya. Dia mengistilahkannya era VUCA, ialah jaman yg penuh dengan volatility, uncertainty, complexity, serta ambiguity.
Artikel Terkait : manajemen keuangan
Pada isyarat jaman ini merupakan persaingan usaha yg tambah ketat, termasuk juga kewajiban perusahaan lokal beradu dengan perusahaan dari lingkungan regional (umpamanya gara-gara perjanjian MEA) bahkan juga global. Ikut, ada kelangkaan kemampuan, hingga menimbulkan terjadinya perebutan persaingan kemampuan di pasar tenaga kerja. Realita yang lain, hadirnya Gen Y – yg lahir di jaman 1980-an sampai perubahan milenium – dengan karakteristiknya yg unik dalam banyaknya yg penting. Serta gak dapat dimungkiri merupakan perubahan technologi, terutama technologi konsumer (seperti smartphone serta mobile app) serta social media. “Hal ini menuntut program-program human capital bisa menjawab kendala itu, termasuk juga dengan koreksi rancangan organisasi serta kekuatan karyawan, yg disokong dengan proses manajemen pergantian, ” kata Irvandi, yang Direktur Human Capital Maybank. (Sedetilnya, baca di Majalah SWA edisi 26/2015, 10-20 Desember 2015)
Comments
Post a Comment